Fanfiksi One Piece ketiga. Pairing Trafalgar Law x Nico Robin
Your Smile and Your Eyes, an One Piece fanfic - fanfiction.net
Your Smile and Your Eyes, an One Piece fanfic - fanfiction.net
A/N 1:
Haloo~ saya kembali. *lambai-lambai* *dilempar krn sksd
Udah lama ga bikin fic di sini daaaan~ saya kembali dengan fic LawRobin.
Udah lama ga bikin fic di sini daaaan~ saya kembali dengan fic LawRobin.
Mungkin, agak aneh karena belum terbiasa. Tapi saya ucapkan Happy Reading. Jangan lupa review.
Yura presents…
An One Piece Fanfiction
.
Your Smile and Your Eyes
One Piece © Eiichiro Oda
Plot and idea are mine. I just borrow the character and don't take a profit from it.
Rating: T
Pairing: LawRobin
Warning: typo(s), stuck at title, ada sedikit spoiler
Summary:
Saat Law turut serta menaiki Sunny-Go, Law tak pernah berpikir
sebelumnya bahwa tatapan dan senyuman misterius dari wanita itu dapat
mempengaruhinya sedemikian rupa.
"Aku rasa aku mulai menyukaimu." / "Kau pembohong yang manis."
Trafalgar
Law menghela nafas lagi untuk yang kesekian kalinya. Ini sudah hari
kedua dia ikut serta dalam kapal kru mugiwara, Thousand Sunny. Sungguh,
kalau bukan karena aliansinya dengan Luffy dan rencana untuk mengalahkan
Yonkou Kaidoh, Law tidak akan mau berada sekapal dengan mereka. Tidak,
bukannya Law benci dengan mereka—mereka aliansi—hanya saja tingkah polah
kru mugiwara yang memang cenderung aneh dan unik membuat Law hanya
mampu menghela nafas pasrah. Apakah tak ada orang normal di kapal ini?
Law menggelengkan kepalanya frustasi sambil mengedarkan pandangannya ke
sekeliling dek berumput Sunny, saat ia melihat seorang wanita keluar
dari kabin kamar perempuan, Nico Robin.
Robin
baru selesai mandi, tampaknya. Bau harum sabun dan kesegaran wajahnya
tampak dengan jelas. Robin—seperti biasa—tersenyum melihat tingkah polah
kawan-kawannya. Kali ini Luffy, Usopp dan Chopper sedang mengagumi baju
perang samurai yang 'dipanggil' oleh Kinemon. Sementara, Kinemon
sendiri—bersama dengan Sanji dan Brook—masih berusaha untuk mengintip
kamar mandi, tempat Nami sedang mandi bersama Momonosuke. Franky
tampaknya sedang sibuk di ruang kerjanya, karena Robin tak melihatnya di
dek. Dan Zoro tampaknya masih berada di crow-nest, tertidur
seperti biasa. Robin tersenyum lagi sambil mengedarkan pandangannya ke
dek rumput Sunny. Dan saat itulah matanya bertemu pandang dengan mata
seseorang yang juga sedang menatap ke arahnya. Seorang Shichibukai,
Trafalgar Law.
Law terkesiap
saat dirinya tertangkap basah sedang mengamati wanita itu. Dan kini,
wanita itu tengah tersenyum kepadanya. Sebuah senyuman yang sulit
diartikan. Law memang bukan seorang womanizer, tapi ia sudah
terbiasa membaca gerak-gerik orang lain. Sehingga, Law sudah mampu
membuat kesimpulan mudah bahwa wanita di hadapannya ini memang
misterius. Bukan hanya karena senyumnya, tetapi juga karena matanya.
Tetapi anehnya Law tak bisa melepas pandangannya kepada wanita itu.
Tidak bisa sampai akhirnya wanita itu berjalan mendekat dan duduk di
sampingnya.
Robin melangkah ke
arah dek rumput Sunny dan dalam sekejap ia sudah berada di samping Law.
Law hanya mendengus pelan tapi tidak menolak saat akhirnya Robin
memutuskan untuk duduk di sampingnya.
"Apa ada yang mengganggumu, Law-san? Tampaknya kau terlihat sedikit kesal." Robin memulai pembicaraan.
Law
tak kunjung menjawab pertanyaan wanita di sampingnya ini. Law
menyadarinya sejak awal bertemu kru mugiwara—dua tahun lalu—bahwa
sekiranya wanita di sampingnya ini tergolong normal untuk ukuran kru
mugiwara yang aneh. Memang sih, wanita ini tidak bisa benar-benar
disebut normal—apalagi karena dia mampu mengatakan hal yang mengerikan
dengan tetap tersenyum dan tenang. Namun, dibandingkan dengan kru
lainnya, wanita di sebelahnya ini memang masih tergolong normal. Law
merasa mendapat jawaban dari pertanyaannya sebelumnya. Ia pun memutuskan
untuk berbincang-bincang dengan wanita itu.
"Tidak ada yang khusus. Hanya saja, masih tidak habis pikir dengan perilaku kaptenmu."
Robin
tersenyum—anggun seperti biasa—mendengar jawaban Law. Sejujurnya, walau
dalam hati dia masih tak meyakini rencana sang kapten untuk beraliansi
dengan seorang Shichibukai di sampingnya ini, namun dia tak pernah
menolak perintah Luffy—sama seperti Zoro. Robin sepertinya menyadari
kalau pria di sampingnya ini mulai terbawa 'langkah' Luffy. Robin
kembali teringat dengan wajah konyol Law sebelum mereka sarapan pagi
tadi. Robin tidak menyangka, pria yang dulu termasuk ke dalam supernova
ini bisa menunjukkan ekspresi konyol seperti itu. Karena dari apa yang
Robin ketahui dua tahun lalu, pria di sampingnya ini termasuk seseorang
yang tenang, pandangan mata dan kata-katanya tajam dan sedikit kasar.
"Kukira
Usopp dan Sanji sudah memperingatkanmu sebelumnya tentang aliansi... yang
mungkin akan terjadi hal seperti ini. Apa sekarang kau merasa menyesal
telah menjalin aliansi dengan kami?" Robin menanggapi jawaban Law dengan
senyuman.
Senyum itu lagi.
Law mendengus dan memalingkan wajahnya, bermaksud menyembunyikan
sedikit semburat merah yang baru saja muncul. Merasa heran dengan
dirinya sendiri, mengapa dia bisa begitu terpengaruh dengan senyum
wanita di sampingnya ini. Ini memang bukan pertemuan pertama mereka.
Mereka sudah pernah bertemu sebelumnya, 2 tahun yang lalu di Human Shop
Kepulauan Shabaondy. Tetapi, hanya pertemuan singkat walaupun sempat
saling bertemu pandang. Dan ternyata pandangan mata wanita itu tetap
sama, tetap misterius, tetap sulit ditebak, dan tetap membuatnya
terpengaruh. Senyumnya juga sama, sama misteriusnya dengan mata coklat
wanita itu.
"Aku tahu itu. Dan aku tidak merasa menyesal menjalin
aliansi dengan kalian. Aku memang sudah merencanakannya sejak awal.
Lagipula, aku senang dengan adanya aliansi ini." Ucap Law kali ini
dengan seringainya.
"Begitu? Baguslah. Aku hanya berharap kau bisa tahan dengan tingkah laku kami."
"Tak masalah. Setidaknya masih ada kau yang cukup normal untuk meladeniku berbicara."
Robin tidak bisa tidak tersenyum—kali ini cukup lebar—mendengar kalimat terakhir Law. Jadi begitu yang selama ini pria ini pikirkan.
"Jadi begitukah aku menurutmu?"
"Apa penilaianku salah?"
"Entahlah.
Yang jelas kalau kau memang merasa nyaman karena aku. Bagiku tak
masalah. Bagaimanapun kau adalah tamu di sini. Jadi, aku berhak
membuatmu nyaman, kan."
Law menyeringai lagi saat mendengar
kalimat terakhir Robin. Law memperhatikan wanita itu lagi. Yang kini
nampaknya sedang asyik tertawa melihat trio mesum terkapar karena
lagi-lagi dihajar oleh Nami. Wanita di depannya ini tidak jelek—dia
cantik, tentu saja. Caranya memandang dan tersenyum meninggalkan kesan
tersendiri. Law menghela nafasnya sejenak sebelum akhirnya ia memandang
Robin.
"Kau tau? Kurasa aku mulai menyukaimu, Nico Robin."
Robin cukup terkejut mendengar pernyataan langsung dari Law. Namun, dia hanya tersenyum.
"Kau pembohong yang manis, Trafalgar Law."
"Kau belum mengenalku dengan cukup baik rupanya."
Law
semakin mempersempit jarak mereka dan mengecup singkat bibir Robin.
Robin masih tertegun tetapi sesaat kemudian dia tersenyum. Kurasa aku juga mulai menyukaimu, Trafalgar Law.
A/N 2:
Woaaahhh apa ini?
Niatnya pengen bikin drabble tapi tanpa sadar sudah sepanjang ini. Yap, akhirnya gantung pula. *kabur sebelum dikeroyok*
By
the way, entah kenapa belakangan ini malah kesengsem sama pairing ini,
apalagi Law sekarang lagi SEKAPAL sama Robin OwO #dibantaikarenaheboh
Eh, tapi aku tetep setia sama ZoRobin kok. Cuma, kadang-kadang hidup kan juga butuh variasi. (-,) /alasan aja sih sebenernya/
Nah nah, siap-siap di-flame soal OOC dan lain-lain yang ga ditulis di warning. Silahkan saja~
So, REVIEW dan Arigatou buat yang udah baca.
P.S:
btw, ada yang sudah baca chapter baru. Kembali saya dibikin tertawa
hebat dengan ekspresi yang ditunjukkan oleh Law XD. Serius, Oda
benar-benar tega sekali mempermainkan tokoh cool seperti Law sampai
seperti itu. Imej cool Law sudah berubah jadi konyol, walaupun tentu
saja aku tetap menyukainya. XD /digampar karena ngoceh terus/
Dan Buggy jadi shichibukai, well tidak terlalu mengejutkan sebenarnya. Dia memang makhluk paling hoki di dunia OP. XD
Nah sekian. Terimakasih kalau kalian mau menyempatkan membaca ocehan ga penting ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar