Kali ini saya
Di balik cerita ini ada suatu pelajaran yang dapat kita ambil~
Dan seperti biasa, cerita ini saya dapat dari orang lain.
Saya cuma meng-share saja, jadi jika ada yang merasa punya, maka kredit diberikan untuk orang itu, siapapun dia~
Nah, cekidot!
Hari 1:
Tama dan Fani sedang duduk bersama di taman kampus tanpa melakukan apapun, hanya memandang langit sementara sahabat-sahabat mereka sedang asik bercanda ria dengan kekasih mereka masing-masing.
Fani : "Duh bosen banget. Aku harap aku juga punya pacar yang bisa berbagi waktu denganku."
Tama : "Kayaknya cuma tinggal kita berdua deh yang jomblo. Cuma kita berdua saja yang tidak punya pasangan sekarang."
(keduanya mengeluh dan berdiam beberapa saat)
Fani : "Kayaknya aku ada ide bagus deh. Kita adakan permainan yuk?"
Tama: "Eh? Permainan apaan?"
Fani : "Eng... Gampang sih permainannya. Kamu jadi pacarku dan aku jadi pacarmu tapi hanya untuk 100 hari saja. Gimana menurutmu?"
Tama : "Baiklah... Lagian aku juga gada rencana apa-apa untuk beberapa bulan ke depan."
Fani : "Kok kayaknya kamu gak terlalu niat ya... Semangat dong! Hari ini akan jadi hari pertama kita kencan. Mau jalan-jalan kemana nih?"
Tama : "Gimana kalo kita nonton saja? Kalo gak salah film Breaking Dawn (BELUM ADA WOYY) lagi maen deh. Katanya film itu bagus."
Fani : "OK deh.... Yuk kita pergi sekarang. Ntar pulang nonton kita ke karaoke ya... Ajak aja adik kamu sama pacarnya biar seru."
Tama : "Boleh juga..."
(mereka pun pergi nonton, berkaraoke dan Tama mengantarkan Fani pulang malam harinya)
Hari ke 2:
Tama dan Fani menghabiskan waktu untuk ngobrol dan bercanda di cafe, suasana cafe yang remang-remang dan alunan musik yang syahdu membawa hati mereka pada situasi yang romantis. Sebelum pulang Tama membeli sebuah kalung perak berliontin bintang untuk Fani
Hari ke 3:
Mereka pergi ke pusat perbelanjaan untuk mencari kado untuk seorang sahabat Tama.
Setelah lelah berkeliling pusat perbelanjaan, mereka memutuskan membeli sebuah miniatur mobil mini. Setelah itu mereka beristirahat duduk di foodcourt, makan satu potong kue dan satu gelas jus berdua dan mulai berpegangan tangan untuk pertama kalinya.
Hari ke 7:
Bermain bowling dengan teman-teman Tama
Tangan Fani terasa sakit karena tidak pernah bermain bowling sebelumnya.
Tama memijit-mijit tangan Fani dengan lembut.
Hari ke 25:
Tama mengajak Fani makan malam di Ancol Bay.
Bulan sudah menampakan diri, langit yang cerah menghamparkan ribuan bintang dalam pelukannya.
Mereka duduk menunggu makanan, sambil menikmati suara desir angin berpadu dengan suara gelombang bergulung di pantai. Sekali lagi Fani memandang langit, dan melihat bintang jatuh.
Dia mengucapkan suatu permintaan dalam hatinya.
Hari ke 41:
Tama berulang tahun. Fani membuatkan kue ulang tahun untuk Tama
Bukan kue buatannya yang pertama, tapi kasih sayang yang mulai timbul dalam hatinya membuat kue buatannya itu menjadi yang terbaik.Tama terharu menerima kue itu, dan Tama mengucapkan suatu harapan saat meniup lilin ulang tahunnya.
Hari ke 67:
Menghabiskan waktu di Dufan. Naik halilintar, makan es krim bersama,dan mengunjungi stand permainan. Tama menghadiahkan sebuah boneka teddy bear untuk Fani, dan Fani membelikan sebuah pulpen untuk Tama
Hari ke 72:
Pergi Ke PRJ. Melihat meriahnya pameran lampion dari negeri China.
Fani penasaran untuk mengunjungi salah satu tenda peramal.
Sang peramal hanya mengatakan "Hargai waktumu bersamanya mulai sekarang!" kemudian peramal itu meneteskan air mata.
Hari ke 84:
Tama mengusulkan agar mereka refreshing ke pantai.
Pantai Anyer sangat sepi karena bukan waktunya liburan bagi orang lain.
Mereka melepaskan sandal dan berjalan sepanjang pantai sambil berpegangan tangan, merasakan lembutnya pasir dan dinginnya air laut menghempas kaki mereka.
Matahari terbenam, dan mereka berpelukan seakan tidak ingin berpisah lagi.
Hari ke 99:
Tama memutuskan agar mereka menjalani hari ini dengan santai dan sederhana.
Mereka berkeliling kota dan akhirnya duduk di sebuah taman kota.
15:20 pm
Fani : "Aku haus. Istirahat dulu yuk sebentar."
Tama : "Tunggu disini, aku beli minuman dulu. Aku mau teh botol saja. Kamu mau minum apa?"
Fani : "Aku saja yang beli. kamu kan capek sudah menyetir keliling kota hari ini. Sebentar ya..."
Tama mengangguk. kakinya memang pegal sekali karena dimana-mana Jakarta selalu macet.
15:30 pm
Tama sudah menunggu selama 10 menit and Fani belum kembali juga.
Tiba-tiba seseorang yang tak dikenal berlari menghampirinya dengan wajah panik.
Tama : "Ada apa Mas?"
Orang asing : "Ada seorang perempuan ditabrak mobil. Sepertinya perempuan itu adalah temanmu."
Tama segera berlari bersama dengan orang asing itu.
Disana, di atas aspal yang panas terjemur terik matahari siang, tergeletak tubuh Fani bersimbah darah, masih memegang botol minumannya.
Tama segera melarikan mobilnya membawa Fani ke rumah sakit terdekat.
Tama duduk diluar ruang gawat darurat selama 8 jam 10 menit.
Seorang dokter keluar dengan wajah penuh penyesalan.
23:53 pm
Dokter : "Maaf, tapi kami sudah mencoba melakukan yang terbaik. Dia masih bernafas sekarang tapi Yang Kuasa akan segera menjemput. Kami menemukan surat ini dalam kantung bajunya."
Dokter memberikan surat yang terkena percikan darah kepada Tama dan dia segera masuk ke dalam kamar rawat untuk melihat Fani. Wajahnya pucat tetapi terlihat damai.
Tama duduk disamping pembaringan Fani dan menggenggam tangan Fani dengan erat.
Untuk pertama kali dalam hidupnya Tama merasakan torehan luka yang sangat dalam di hatinya.
Butiran air mata mengalir dari kedua belah matanya.
Kemudian dia mulai membaca surat yang telah ditulis Fani yang ternyata untuknya.
Dear Tama...
Ke 100 hari kita sudah hampir berakhir.
Aku menikmati hari-hari yang kulalui bersamamu.
Walaupun kadang-kadang kamu jutek dan tidak bisa ditebak, tapi semua hal ini telah membawa kebahagiaan dalam hidupku.
Aku sudah menyadari bahwa kau adalah pria yang berharga dalam hidupku.
Aku menyesal tidak pernah berusaha untuk mengenalmu lebih dalam lagi sebelumnya.
Sekarang aku tidak meminta apa-apa, hanya berharap kita bisa memperpanjang hari-hari kebersamaan kita. Sama seperti yang kuucapkan pada bintang jatuh malam itu di pantai.
Aku ingin kau menjadi cinta sejati dalam hidupku.
Aku ingin menjadi kekasihmu selamanya dan berharap kau juga bisa berada disisiku seumur hidupku.
Tama, aku sangat sayang padamu.
Aku ingin menjadi kekasihmu selamanya dan berharap kau juga bisa berada disisiku seumur hidupku.
23:58
Tama : "Fani , apakah kau tahu harapan apa yang kuucapkan dalam hati saat meniup lilin ulang tahunku?
Aku pun berdoa agar Tuhan mengijinkan kita bersama-sama selamanya.
Fani, kau tidak bisa meninggalkanku, hari yang kita lalui baru berjumlah 99 hari!
Kamu harus bangun dan kita akan melewati puluhan ribu hari bersama-sama!
Aku juga sayang padamu, Fani!
Jangan tinggalkan aku, jangan biarkan aku kesepian!
Fani, Aku sayang kamu...!"
Jam dinding berdentang 12 kali.... Dan jantung Fani berhenti berdetak.
Hari itu adalah hari ke 100...
Pesan Moral:
Katakan perasaanmu pada orang yang kau sayangi sebelum terlambat.
Kau tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi besok.
Kau tidak akan pernah tahu siapa yang akan meninggalkanmu dan tidak akan pernah kembali lagi.
"True love doesn't have a happy ending, because true love never ends."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar